Logika
• Logika merupakan dasar dari semua penalaran
(reasoning).
• Penalaran didasarkan pada hubungan antara
pernyataan (statements).
Proposisi
• Pernyataan atau kalimat deklaratif yang bernilai
benar (true) atau salah (false), tetapi tidak
keduanya.
Contoh 1. Semua pernyataan di bawah ini adalah
proposisi:
(a) 13 adalah bilangan ganjil
(b) Soekarno adalah alumnus UGM.
9
(c) 1 + 1 = 2
(d) 8 ³ akar kuadrat dari 8 + 8
(e) Ada monyet di bulan
(f) Hari ini adalah hari Rabu
(g) Untuk sembarang bilangan bulat n ³ 0, maka
2n adalah bilangan genap
(h) x + y = y + x untuk setiap x dan y bilangan
riil
Mengkombinasikan Proposisi
• Misalkan p dan q adalah proposisi.
1. Konjungsi (conjunction): p dan q
Notasi p Ù q,
2. Disjungsi (disjunction): p atau q
Notasi:
p Ú q
3. Ingkaran (negation) dari p: tidak p
Notasi: ~p
• p dan q disebut proposisi atomik
• Kombinasi p dengan q menghasilkan proposisi majemuk
(compound proposition)
Proposisi Bersyarat
(kondisional atau implikasi)
• Bentuk proposisi: “jika p, maka q”
• Notasi: p ® q
• Proposisi p disebut hipotesis, antesenden,
premis, atau kondisi
• Proposisi q disebut konklusi (atau
konsekuen).
Cara-cara mengekspresikan implikasi p ® q:
• Jika p, maka q
• Jika p, q
• p mengakibatkan q (p implies q)
• q jika p
• p hanya jika q
• p syarat cukup untuk q (hipotesis menyatakan
syarat cukup (sufficient condition) )
• q syarat perlu untuk p (konklusi menyatakan
syarat perlu (necessary condition) )
• q bilamana p (q whenever p)
Shinta Indra
"Semakin hukum matematika menunjukkan realitas, menjadi semakin tidak pasti; semakin pasti, semakin tidak menunjukkan realitas." -Albert Einstein-
Minggu, 23 November 2014
Senin, 17 November 2014
Hasil Penjumlahan dan Perkalian Sama
Hasil Penjumlahan dan Perkalian Sama
Pada banyak pertemuan dengan teman-teman guru Sekolah Dasar dan
Menengah. Sering sekali saya mendapatkan pertanyaan tentang bilangan berapa
dengan bilangan berapa jika dijumlahkan atau dikalikan mempunyai hasil yang
sama?
Untuk pertanyaan ini kita membagi pada kasus.
Kasus pertama: Kedua bilangan tersebut harus sama.
Misalnya bilangan itu a,
maka a + a = a x a. Bilangan berapakah itu?
Tentu kita bisa menjawabnya dengan mencari-carinya. Paling mudah untuk bilangan
0. Karena 0 + 0 = 0 x 0. Ini
adalah bilangan paling mudah yang memenuhi. Karena pada perkalian, semua
bilangan yang dikalikan dengan 0 maka hasilnya adalah 0. Dan pada penjumlahan,
semua bilangan yang ditambahkan dengan 0, maka akan menghasilkan bilangan itu
sendiri.
Kedua yaitu bilangan 2 dan 2. Tentunya kita
bisa menghitungnya bahwa . 2
ditambah 2 sama dengan 4. Dan 2 dikalikan dengan 2 juga sama dengan 4.
Sama-sama menghasilkan bilangan 4.
Namun bila kita kerjakan secara matematis
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Untuk syarat ini, maka yang
kita cari adalah bilangan a yang memenuhi a + a = a x a, yaitu
2a = a2 atau a2 - 2a = 0
a(a – 2) = 0
a = 0 atau a = 2
Dengan demikian diperoleh bahwa hanya 0 dan 2
yang memenuhi syarat di atas.
Kasus Kedua bila kedua bilangan tersebut tidak
harus sama
Misalnya bilangan itu a dan b. Bisa kita tuliskan sebagai
berikut :
1. Syarat: jika a ≠ b,
maka:
a + b = a x b
a + b – a x b = 0
a + b x(1 + a)
= 0
b*(1 – a)
= -a
b=-a/(1-a) atau b = a/(a-1)
dengan
melakukan subtitusi ke dalam persamaan pertama (permasalahan), diperoleh:
a + b=
a x (a/(a-1)
Contoh
2 + 2 = 2 x (2/(2-1))
2+2 = 2 x 2
3+ 3/2 = 3 x 3/2
Dan seterusnya …
PERKALIAN DUA BILANGAN YANG UNIK
A. PERKALIAN DUA BILANGAN YANG
UNIK
Jika kita mengalikan dua buah bilangan, yang bilangan itu terdiri dari dua angka, ternyata akan kita jumpai suatu keunikan. Tetapi keunikan ini tidak berlaku untuk semua bilangan, hanya bilangan tertentu saja.
Keunikan apa yang muncul pada perkalian ini ?
Keunikan dari perkalian dua bilangan ini adalah : "dengan menukar posisi satuan dan puluhan dari kedua bilangan ini, jika dikalikan maka hasilnya akan sama"
secara notasi dapat ditulis sbb : ab x cd = ba x dc
12 x 42 = 21 x 24
13 x 62 = 31 x 26
14 x 82 = 41 x 28
23 x 64 = 32 x 46
24 x 63 = 42 x 36
34 x 86 = 43 x 68
Dengan hanya menukar puluhan dan satuan dua bilangan tsb ternyata hasil kalinya = hasil kali dua bilangan tersebut. Unik bukan ?
Jika anda menemukan perkalian dua bilangan yang memenuhi ad x cd = ba x cd, silahkan anda tambahkan pada komentar. Dan saya akan sangat berterima kasih.
B. HASIL KALI = HASIL PENJUMLAHAN
Jika ditanya " dua bilangan manakah yang jika dikalikan dan dijumlahkan hasilnya sama?"
Yang terpikirkan oleh kebanyakan orang adalah 0 dan 2.
Karena 0 x 0 = 0 + 0
dan 2 x 2 = 2 + 2
Dua jawaban ini memang betul. 0 dan 2 memenuhi persyaratan yang diminta.
Tapi apakah tidak ada bilangan yang lain yang memenuhi?
Jawabannya adalah banyak sekali bilangan yang memenuhi kriteria di atas.
Simak dan anda akan menemukan banyak bilangan termasuk pola atau rumusnya.
2/1 x 2 = 2/1 + 2
3/2 x 3 = 3/2 + 3
4/3 x 4 = 4/3 + 4
5/4 x 5 = 5/4 + 5
6/5 x 6 = 6/5 + 6
7/6 x 7 = 7/6 + 7
8/7 x 8 = 8/7 + 8
9/8 x 9 = 9/8 + 9
dst
Nampak sekali, polanya.
Untuk n anggota bilangan asli, kita peroleh rumus :
[(n+1)/n] x (n+1) = [(n+1)/n] + (n+1)
(n^2 + 2n + 1)/n = n + (1/n) + 2
Ternyata banyaknya bilangan yang memenuhi banyak sekali. Dan cukup unik juga.
C. PEMBAGIAN YANG UNIK
Seperti halnya pada perkalian, pembagian juga mempunyai suatu keunikan.
Hanya dengan mencoret/mengkansel angka yang sama, kita memperoleh hasil pembagian atau bentuk sederhana. (Ingat : jangan membabi buta dengan melakukan pencoretan, ini hanya berlaku untuk bilangan tertentu)
16/64 = 1/4 (6 dicoret)
26/65 = 2/5
19/95 = 1/5 (9 dicoret)
49/98 = 4/8 = 1/2
332/830 = 32/80 = 2/5 (3 dicoret)
275/770 = 25/70 = 5/14 (7 dicoret)
484/847 = 4/7 (8 dan 4 dicoret)
545/654 = 5/6 (5 dan 4 dicoret)
424/742 = 4/7 (4 dan 2 dicoret)
3243/4324 = 3/4 (3, 2 dan 4 dicoret)
6486/8648 = 6/8 = 3/4 (6, 4 dan 8 dicoret)
14714/71468 =14/68 = 7/34 (7, 1 dan 4 dicoret)
54545/65454 = 5/6 (5, 4, 5 dan 4 dicoret)
dsb
Membagi atau menyederhanakan suatu pecahan dengan cara mencoret/mengkansel angka yang sama adalah sesuatu yang unik
Jika kita mengalikan dua buah bilangan, yang bilangan itu terdiri dari dua angka, ternyata akan kita jumpai suatu keunikan. Tetapi keunikan ini tidak berlaku untuk semua bilangan, hanya bilangan tertentu saja.
Keunikan apa yang muncul pada perkalian ini ?
Keunikan dari perkalian dua bilangan ini adalah : "dengan menukar posisi satuan dan puluhan dari kedua bilangan ini, jika dikalikan maka hasilnya akan sama"
secara notasi dapat ditulis sbb : ab x cd = ba x dc
12 x 42 = 21 x 24
13 x 62 = 31 x 26
14 x 82 = 41 x 28
23 x 64 = 32 x 46
24 x 63 = 42 x 36
34 x 86 = 43 x 68
Dengan hanya menukar puluhan dan satuan dua bilangan tsb ternyata hasil kalinya = hasil kali dua bilangan tersebut. Unik bukan ?
Jika anda menemukan perkalian dua bilangan yang memenuhi ad x cd = ba x cd, silahkan anda tambahkan pada komentar. Dan saya akan sangat berterima kasih.
B. HASIL KALI = HASIL PENJUMLAHAN
Jika ditanya " dua bilangan manakah yang jika dikalikan dan dijumlahkan hasilnya sama?"
Yang terpikirkan oleh kebanyakan orang adalah 0 dan 2.
Karena 0 x 0 = 0 + 0
dan 2 x 2 = 2 + 2
Dua jawaban ini memang betul. 0 dan 2 memenuhi persyaratan yang diminta.
Tapi apakah tidak ada bilangan yang lain yang memenuhi?
Jawabannya adalah banyak sekali bilangan yang memenuhi kriteria di atas.
Simak dan anda akan menemukan banyak bilangan termasuk pola atau rumusnya.
2/1 x 2 = 2/1 + 2
3/2 x 3 = 3/2 + 3
4/3 x 4 = 4/3 + 4
5/4 x 5 = 5/4 + 5
6/5 x 6 = 6/5 + 6
7/6 x 7 = 7/6 + 7
8/7 x 8 = 8/7 + 8
9/8 x 9 = 9/8 + 9
dst
Nampak sekali, polanya.
Untuk n anggota bilangan asli, kita peroleh rumus :
[(n+1)/n] x (n+1) = [(n+1)/n] + (n+1)
(n^2 + 2n + 1)/n = n + (1/n) + 2
Ternyata banyaknya bilangan yang memenuhi banyak sekali. Dan cukup unik juga.
C. PEMBAGIAN YANG UNIK
Seperti halnya pada perkalian, pembagian juga mempunyai suatu keunikan.
Hanya dengan mencoret/mengkansel angka yang sama, kita memperoleh hasil pembagian atau bentuk sederhana. (Ingat : jangan membabi buta dengan melakukan pencoretan, ini hanya berlaku untuk bilangan tertentu)
16/64 = 1/4 (6 dicoret)
26/65 = 2/5
19/95 = 1/5 (9 dicoret)
49/98 = 4/8 = 1/2
332/830 = 32/80 = 2/5 (3 dicoret)
275/770 = 25/70 = 5/14 (7 dicoret)
484/847 = 4/7 (8 dan 4 dicoret)
545/654 = 5/6 (5 dan 4 dicoret)
424/742 = 4/7 (4 dan 2 dicoret)
3243/4324 = 3/4 (3, 2 dan 4 dicoret)
6486/8648 = 6/8 = 3/4 (6, 4 dan 8 dicoret)
14714/71468 =14/68 = 7/34 (7, 1 dan 4 dicoret)
54545/65454 = 5/6 (5, 4, 5 dan 4 dicoret)
dsb
Membagi atau menyederhanakan suatu pecahan dengan cara mencoret/mengkansel angka yang sama adalah sesuatu yang unik
MODEL PEMBELAJARAN KOOPEERATIF
MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
- Lesson Study
Lesson Study merupakan suatu proses dalam mengembangkan
profesionalitas guru-guru di Jepang dengan cara menyelidiki/ menguji praktik
mengajar mereka agar menjadi lebih efektif.
Langkah-langkah
Lesson Study:
a.
Sejumlah guru bekerjasama dalam suatu kelompok.
Kerjasama ini meliputi: Perencanaan, Praktek mengajar, Observasi dan Refleksi/ kritikan
terhadap pembelajaran.
b.
Salah satu guru dalam kelompok tersebut
melakukan tahap perencanaan yaitu membuat rencana pembelajaran yang matang
dilengkapi dengan dasar-dasar teori yang menunjang.
c.
Guru yang telah membuat rencana pembelajaran
kemudian mengajar di kelas sesungguhnya.
d.
Guru-guru lain dalam kelompok tersebut
mengamati proses pembelajaran sambil mencocokkan rencana pembelajaran yang
telah dibuat.
e.
Semua guru dalam kelompok termasuk guru yang
telah mengajar mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pembelajaran yang telah
berlangsung. Tahap ini merupakan tahap refleksi. Dalam tahap ini juga
didiskusikan langkah-langkah perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
f.
Hasil refleksi diimplementasikan pada kelas/ pembelajaran
berikutnya.
Kelebihan:
a.
Dapat diterapkan di setiap bidang mulai seni,
bahasa, sampai matematika dan olahraga dan pada setiap tingkatan kelas.
b.
Dapat dilaksanakan antar/ lintas sekolah.
- Examples Non Examples
Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan
contoh-contoh.
Langkah-langkah:
Langkah-langkah:
a.
Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
b.
Guru menempelkan gambar di papan atau
ditayangkan lewat OHP.
c.
Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan
kepada siswa untuk memperhatikan / menganalisa gambar.
d.
Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa,
hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.
e.
Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan
hasil diskusinya.
f.
Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa,
guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
g.
Kesimpulan.
Kelebihan:
1)
Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
2)
Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa
contoh gambar.
3)
Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan
pendapatnya.
Kekurangan:
1)
Tidak semua materi dapat disajikan dalam
bentuk gambar.
2)
Memakan waktu yang lama.
- Picture and Picture
Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan
gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.
Langkah-langkah:
Langkah-langkah:
a.
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin
dicapai.
b.
Menyajikan materi sebagai pengantar.
c.
Guru menunjukkan gambar-gambar yang berkaitan
dengan materi.
d.
Guru menunjuk siswa secara bergantian mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
e.
Guru menanyakan dasar pemikiran urutan gambar
tersebut.
f.
Dari urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan
materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
g.
Kesimpulan.
Kelebihan:
1)
Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing
siswa.
2)
Melatih berpikir logis dan sistematis.
Kekurangan:
1)
Memakan
banyak waktu.
2)
Banyak siswa yang pasif.
- Cooperative Script
Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja
berpasangan dan secara lisan menjelaskan bagian-bagian dari materi yang
dipelajari.
Langkah-langkah:
Langkah-langkah:
a.
Guru membagi siswa untuk berpasangan.
b.
Guru membagikan materi tiap siswa untuk dibaca
dan membuat ringkasan.
c.
Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama
berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
d.
Pembicara membacakan ringkasannya selengkap
mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar
mengoreksi ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat ide-ide
pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
e.
Bertukar peran, semula sebagai pembicara
ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya.
f.
Kesimpulan guru.
g.
Penutup.
Kelebihan:
1)
Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
2)
Setiap siswa mendapat peran.
3)
Melatih
mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
Kekurangan:
1)
Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu.
2)
Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan
seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).
- Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah
kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah,
mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
Langkah-langkah:
Langkah-langkah:
a.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas
pemecahan masalah yang dipilih.
b.
Guru membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
(menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
c.
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
d.
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas
dengan temannya.
e.
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi
atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka
gunakan.
Kelebihan:
1)
Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar
sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.
2)
Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa
lain.
3)
Dapat memperoleh dari berbagai sumber.
Kekurangan:
1)
Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut
tidak dapat tercapai.
2)
Membutuhkan banyak waktu dan dana.
3)
Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan
dengan metode ini.
- Explicit Instruction (Pengajaran Langsung)
Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan
belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang
dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah.
Langkah-langkah:
Langkah-langkah:
a.
Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa.
b.
Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan.
c.
Membimbing pelatihan.
d.
Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.
e.
Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan.
Kelebihan:
1)
Siswa benar-benar dapat menguasai
pengetahuannya.
2)
Semua siswa aktif / terlibat dalam
pembelajaran.
Kekurangan:
1)
Memerlukan waktu lama sehingga siswa yang
tampil tidak begitu lama.
2)
Untuk mata pelajaran tertentu.
- Inside – Outside – Circle (Lingkaran kecil – Lingkaran besar)
Siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan
pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur.
Langkah-langkah:
Langkah-langkah:
a.
Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran
kecil dan menghadap keluar.
b.
Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di
luar lingkaran pertama, menghadap keluar.
c.
Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran
kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh
semua pasangan dalam waktu yang bersamaan.
d.
Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam
di tempat, sementara siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau
dua langkah searah jarum jam sehingga masing-masing siswa mendapat pasangan
baru.
e.
Sekarang giliran siswa berada di lingkaran
besar yang membagi informasi.
Kelebihan:
Mendapatkan informasi yang berbeda pada saat bersamaan.
Mendapatkan informasi yang berbeda pada saat bersamaan.
Kekurangan:
1)
Membutuhkan ruang kelas yang besar.
2)
Terlalu lama sehingga tidak konsentrasi dan disalahgunakan
untuk bergurau.
3)
Rumit untuk dilakukan.
- Student
Facilitator and Explaining
Siswa mempresentasikan pendapat pada rekan peserta lainnya.
Langkah-langkah:
a. Guru menyampaikan kompetensi
yang ingin dicapai.
b. Guru menyajikan
materi.
c.
Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan
kepada peserta lainnya baik melalui konsep maupun yang lainnya.
d. Guru menyimpulkan
pendapat dari siswa.
e. Guru menerangkan semua
materi yang disajikan saat itu.
f. Penutup.
Kelebihan:
Siswa diajak untuk dapat menerangkan kepada siswa lain, dapat mengeluarkan ide-ide yang ada di pikirannya sehingga lebih dapat memahami materi tersebut.
Siswa diajak untuk dapat menerangkan kepada siswa lain, dapat mengeluarkan ide-ide yang ada di pikirannya sehingga lebih dapat memahami materi tersebut.
Kekurangan:
1) Adanya pendapat yang
sama sehingga hanya sebagian saja yang tampil.
2) Banyak siswa yang
kurang aktif.
- Course Review Horay
Suatu metode pembelajaran dengan pengujian pemahaman menggunakan
kotak yang diisi dengan nomor untuk menuliskan jawabannya, yang paling dulu
mendapatkan tanda benar langsung berteriak horay.
Langkah-langkah:
Langkah-langkah:
a.
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin
dicapai.
b.
Guru menyajikan materi sesuai topik.
c.
Memberikan siswa tanya jawab.
d.
Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat
kotak 9 / 16 / 25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan
keinginan masing-masing.
e.
Guru membaca soal secara acak dan siswa
menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung
didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (v) dan salah diisi tanda silang
(x).
f.
Siswa yang sudah mendapat tanda v vertikal
atau horisontal, atau diagonal harus segera berteriak horay atau yel-yel
lainnya.
g.
Nilai siswa dihitung dari jawaban benar dan jumlah
horay yang diperoleh.
h.
Penutup.
Kelebihan:
1) Pembelajarannya
menarik mendorong untuk dapat terjun ke dalamnya.
2) Melatih kerjasama.
Kekurangan:
1) Siswa aktif dan pasif
nilainya disamakan.
2) Adanya peluang untuk
curang.
- Talking Stick
Metode pembelajaran dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang
tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi.
Langkah-langkah:
Langkah-langkah:
a.
Guru menyiapkan sebuah tongkat.
b.
Guru menyampaikan materi pokok yang akan
dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan
mempelajari.
c.
Setelah mempelajarinya guru mempersilahkan siswa
untuk menutup materi.
d.
Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada
siswa, setelah itu guru memberi pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat
tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa
mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
e.
Guru memberikan kesimpulan.
f.
Evaluasi.
g. Penutup.
Kelebihan:
1) Menguji kesiapan
siswa.
2) Melatih membaca dan
memahami dengan cepat.
3) Agar lebih giat
belajar (belajar dahulu).
Kekurangan:
Membuat siswa senam jantung.
Membuat siswa senam jantung.
- Bertukar Pasangan
Siswa berpasangan kemudian bergabung dengan pasangan lain dan
bertukar pasangan untuk saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban
masing-masing.
Langkah-langkah:
Langkah-langkah:
a.
Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru
biasa menunjukkan pasangannya atau siswa menunjukkan pasangannya).
b.
Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan
tugas dengan pasangannya.
c.
Setelah selesai setiap siswa yang berpasangan
bergabung dengan satu pasangan lain.
d.
Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan,
masing-masing pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban
mereka.
e.
Temuan baru yang didapat dari pertukaran
pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula.
Kelebihan:
1) Siswa dilatih untuk
dapat bekerjasama, mempertahankan pendapat.
2) Semua siswa terlibat.
Kekurangan:
1) Memerlukan waktu yang
lama.
2) Guru tidak dapat
mengetahui kemampuan siswa masing-masing.
- Snowball Throwing
Dibentuk kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat
tugas dari guru kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk
seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing
siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.
Langkah-langkah:
Langkah-langkah:
a.
Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
b.
Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil
masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
c.
Masing-masing ketua kelompok kembali ke
kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh
guru kepada temannya.
d.
Kemudian masing-masing siswa diberikan satu
lembar kerja untuk menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang
sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
e.
Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola
dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama kurang lebih 5 menit.
f.
Setelah siswa mendapat satu bola / satu
pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang
tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
g.
Guru memberikan kesimpulan.
h. Evaluasi.
i.
Penutup.
Kelebihan:
1) Melatih kesiapan
siswa.
2) Saling memberikan
pengetahuan.
Kekurangan:
1) Pengetahuan tidak luas
hanya berkutat pada pengetahuan sekitar siswa.
2) Tidak efektif.
- Artikulasi
Siswa membentuk kelompok berpasangan, kemudian seorang
menceritakan materi yang disampaikan oleh guru dan yang lain sebagai pendengar
setelah itu berganti peran.
Langkah-langkah:
Langkah-langkah:
a.
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.
b.
Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.
c.
Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah
kelompok berpasangan dua orang.
d.
Suruhlah seorang dari pasangan itu
menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar
sambil membuat catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok
lainnya.
e.
Suruh siswa secara bergiliran/ diacak
menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya, sampai sebagian siswa
sudah menyampaikan hasil wawancaranya.
f.
Guru mengulangi / menjelaskan kembali materi
yang sekiranya belum dipahami siswa.
g.
Kesimpulan/ penutup.
Kelebihan:
1)
Semua siswa terlibat (mendapat peran).
2)
Melatih kesiapan siswa.
3)
Melatih daya serap pemahaman dari orang lain.
Kekurangan:
1)
Untuk mata pelajaran tertentu.
2)
Waktu yang dibutuhkan banyak.
3)
Materi yang didapat sedikit.
- Mind Mapping
Suatu metode pembelajaran yang sangat baik digunakan untuk
pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban.
Langkah-langkah:
Langkah-langkah:
a.
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin
dicapai.
b.
Guru mengemukakan konsep/ permasalahan yang
akan ditanggapi oleh siswa , sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif
jawaban.
c.
Membentuk kelompok yang anggotanya 2-5 orang.
d.
Tiap kelompok menginventarisasi/ mencatat
alternatif jawaban hasil diskusi.
e.
Tiap kelompok membaca hasil diskusinya dan
guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.
f.
Dari data-data di papan siswa diminta membuat
kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru.
Kelebihan:
1)
Dapat mengemukakan pendapat secara bebas.
2)
Dapat bekerjasama dengan teman lainnya.
Kekurangan:
1)
Hanya siswa yang aktif yang terlibat
2)
Tidak sepenuhnya murid yang belajar.
- Kepala Bernomor Struktur (Modifikasi dari Number Heads)
Siswa dikelompokkan dengan diberi nomor dan setiap nomor
mendapat tugas berbeda dan nantinya dapat bergabung dengan kelompok lain yang
bernomor sama untuk bekerjasama.
Langkah-langkah:
Langkah-langkah:
a.
Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa
dalam setiap kelompok mendapat nomor.
b.
Penugasan diberikan kepada setiap siswa
berdasarkan nomornya terhadap tugas yang berangkai.
c.
Jika perlu, guru bisa menyuruh kerjasama
antarkelompok, siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama
beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini, siswa
dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerjasama
mereka.
d. Laporan hasil kelompok
dan tanggapan dari kelompok yang lain.
e. Kesimpulan.
Kelebihan:
1) Setiap siswa menjadi
siap semua.
2) Dapat melakukan diskusi
dengan sungguh-sungguh.
3) Dapat bertukar pikiran
dengan siswa yang lain.
Kekurangan:
1) Guru tidak mengetahui
kemampuan masing-masing siswa.
2) Waktu yang dibutuhkan
banyak.
- Scramble
Metode pembelajaran
dengan membagikan lembar kerja yang diisi siswa.
Langkah-langkah:
Langkah-langkah:
a. Guru menyajikan materi
sesuai topik.
b. Membagikan lembar
kerja dengan jawaban yang diacak susunannya.
Kelebihan:
1) Memudahkan mencari
jawab.
2) Mendorong siswa untuk
belajar mengerjakan soal tersebut.
Kekurangan:
1) Siswa kurang berpikir
kritis.
2) Bisa saja mencontek
jawaban teman lain.
- Word Square
Siswa diberikan lembar kegiatan kemudian menjawab soal dan
mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban.
Langkah-langkah:
Langkah-langkah:
a.
Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi.
b.
Guru membagikan lembar kegiatan sesuai contoh.
c.
Siswa disuruh menjawab soal kemudian mengarsir
huruf dalam kotak sesuai jawaban.
d.
Berikan poin setiap jawaban dalam kotak.
Kelebihan:
1)
Kegiatan tersebut mendorong pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran.
2)
Melatih untuk berdisiplin.
Kekurangan:
1)
Mematikan kreatifitas siswa.
2)
Siswa tinggal menerima bahan mentah.
- Kartu Arisan
Siswa dibentuk kelompok dan setiap jawaban digulung dan
dimasukkan ke dalam gelas kemudian siswa yang memegang kartu jawaban menjawab
setelah dikocok terlebih dahulu.
Langkah-langkah:
Langkah-langkah:
a.
Bentuk kelompok orang secara heterogen.
b.
Kertas jawaban bagikan pada siswa
masing-masing 1 lembar / kartu soal digulung dan dimasukkan ke dalam gelas.
c.
Gelas yang telah berisi gulungan soal dikocok,
kemudian salah satu yang jatuh diberikan agar dijawab oleh siswa yang memegang
kartu jawaban.
d.
Apabila jawaban benar maka siswa dipersilakan
tepuk tangan atau yel-yel lainnya.
e.
Setiap jawaban yang benar diberi poin 1
sebagai nilai kelompok sehingga nilai total kelompok merupakan penjumlahan poin
dari para anggotanya.
Kelebihan:
Pembelajaran yang menarik dihubungkan dengan kehidupan nyata.
Pembelajaran yang menarik dihubungkan dengan kehidupan nyata.
Kekurangan:
1)
Tidak semua terlibat dalam kegiatan
pembelajaran.
2)
Nilai tergantung pada individu yang
mempengaruhi nilai teman lain.
- Concept Sentence
Siswa dibentuk kelompok heterogen dan membuat kalimat dengan
minimal 4 kata kunci sesuai materi yang disajikan.
Langkah-langkah:
Langkah-langkah:
a.
Guru menyampaikan tujuan.
b.
Guru menyajikan materi secukupnya.
c.
Guru membentuk kelompok yang anggotanya kurang
lebih 4 orang secara heterogen.
d.
Menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi/
tpk yang disajikan.
e.
Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat
dengan menggunakan minimal 4 kata kunci setiap kalimat.
f.
Hasil diskusi kelompok didiskusikan lagi secara
pleno yang dipandu guru.
g.
Kesimpulan.
Kelebihan:
1)
Lebih memahami kata kunci dari materi pokok
pelajaran.
2)
Siswa yang lebih pandai mengajari siswa yang
kurang pandai.
Kekurangan:
1)
Hanya untuk mata pelajaran tertentu.
2)
Untuk yang pasif mengambil jawaban dari
temannya.
- Make – A Match (Mencari Pasangan)
Siswa disuruh untuk mencari pasangan kartu yang merupakan
jawaban / soal sebelum batas waktunya, yang dapat mencocokkan kartunya diberi
poin.
Langkah-langkah:
Langkah-langkah:
a.
Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi
beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian
kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
b.
Setiap siswa mendapat satu buah kartu.
c.
Tiap siswa memikirkan jawaban / soal dari
kartu yang dipegang.
d.
Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai
kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban).
e.
Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya
sebelum batas waktu diberi poin.
f.
Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar
tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya. Demikian seterusnya.
g.
Kesimpulan.
h.
Penutup.
Kelebihan:
Melatih untuk ketelitian, kecermatan dan ketepatan serta kecepatan.
Melatih untuk ketelitian, kecermatan dan ketepatan serta kecepatan.
Kekurangan:
Waktu yang cepat, kurang konsentrasi.
Waktu yang cepat, kurang konsentrasi.
- Take and Give
Siswa diberi kartu untuk dihapal sebentar kemudian mencari
pasangan untuk saling menginformasikan, selanjutnya siswa diberi pertanyaan.
Langkah-langkah:
Langkah-langkah:
a.
Siapkan kelas sebagaimana mestinya.
b.
Jelaskan materi sesuai topik menit.
c.
Untuk memantapkan penguasaan peserta, tiap
siswa diberi masing-masing satu kartu untuk dipelajari (dihapal) kurang lebih 5
menit.
d.
Semua siswa disuruh berdiri dan mencari
pasangan untuk saling menginformasikan materi sesuai kartu masing-masing. Tiap
siswa harus mencatat nama pasangannya pada kartu control.
e.
Demikian seterusnya sampai tiap peserta dapat
saling memberi dan menerima materi masing-masing.
f.
Untuk mengevaluasi keberhasilan, berikan siswa
pertanyaan yang sesuai dengan kartunya (kartu orang lain).
g.
Strategi ini dapat dimodifikasikan sesuai
keadaan.
h.
Kesimpulan.
Kelebihan:
Dilatih memahami materi dengan waktu yang cepat.
Dilatih memahami materi dengan waktu yang cepat.
Kekurangan:
Tidak efektif dan terlalu bertele-tele.
Tidak efektif dan terlalu bertele-tele.
- Tebak Kata
Metode ini menggunakan kartu yaitu kartu ukuran 10 x 10 cm dan
diidi ciri-ciri kata lainnya yang mengarah pada jawaban, yang kedua kartu
ukuran 5 x 2 cm untuk menulis kata / istilah yang mau ditebak.
Langkah-langkah:
Langkah-langkah:
a.
Jelaskan materi menit.
b.
Suruh siswa berdiri di depan kelas dan
berpasangan.
c.
Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10 x
10 cm yang nanti dibacakan pada pasangannya. Seorang siswa lainnya diberi kartu
berukuran 5 x 2 cm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian
ditempelkan di dahi atau diselipkan di telinga.
d.
Sementara siswa membawa kartu 10 x 10 cm
membacakan kata-kata yang tertulis di dalamnya sementara pasangannya menebak
apa yang dimaksud pada kartu 10 x 10cm. Jawab yang tepat bila sesuai dengan isi
kartu yang ditempel di dahi.
e.
Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis
pada kartu) maka pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang
telah ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan langsung
memberi jawabannya.
Kelebihan:
Sangat menarik sehingga setiap siswa ingin mencobanya.
Sangat menarik sehingga setiap siswa ingin mencobanya.
Kekurangan:
Bila siswa tidak menjawab dengan benar maka tidak semua siswa dapat maju karena waktu terbatas.
Bila siswa tidak menjawab dengan benar maka tidak semua siswa dapat maju karena waktu terbatas.
- Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh
suatu keterikatan pada suatu topik atau pokok pernyataan atau problem dimana
para peserta diskusi dengan jujur berusaha untuk mencapai atau memperoleh suatu
keputusan atau pendapat yang disepakati bersama.
Diskusi sebagai metode pembelajaran lebih cocok dan diperlukan apabila guru hendak:
Diskusi sebagai metode pembelajaran lebih cocok dan diperlukan apabila guru hendak:
a.
Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada pada
siswa.
b.
Memberi kesempatan pada siswa untuk mengeluarkan
kemampuannya
c.
Mendapatkan balikan dari siswa apakah tujuan
telah tercapai
d.
Membantu siswa belajar berpikir secara kritik
e.
Membantu siswa belajar menilai kemampuan dan
peranan diri sendiri maupun teman-teman
f.
Membantu siswa menyadari dan mampu merumuskan
berbagai masalah sendiri maupun dari pelajaran sekolah
g.
Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih
lanjut.
Adapun kegiatan guru dalam pelaksanaan metode diskusi sebagai
berikut:
a.
Guru menetapkan suatu pokok atau problem yang
akan didiskusikan atau guru meminta kepada siswa untuk mengemukakan suatu pokok
atau problem yang akan didiskusikan.
b.
Guru menjelaskan tujuan diskusi.
c.
Guru memberikan ceramah dengan diselingi tanya
jawab mengenai materi pelajaran yang didiskusikan.
d.
Guru mengatur giliran pembicara agar tidak
semua siswa serentak berbicara mengeluarkan pendapat.
e.
Menjaga suasana kelas dan mengatur setiap
pembicara agar seluruh kelas dapat mendengarkan apa yang sedang dikemukakan.
f.
Mengatur giliran berbicara agar jangan siswa
yang berani dan berambisi menonjolkan diri saja yang menggunakan kesempatan untuk
mengeluarkan pendapatnya.
g.
Mengatur agar sifat dan isi pembicaraan tidak
menyimpang dari pokok/problem.
h.
Mencatat hal-hal yang menurut pendapat guru
harus segera dikoreksi yang memungkinkan siswa tidak menyadari pendapat yang
salah.
i.
Selalu berusaha agar diskusi berlangsung
antara siswa dengan siswa.
j.
Bukan lagi menjadi pembicara utama melainkan
menjadi pengatur pembicaraan.
Kegiatan siswa dalam pelaksanaan metode diskusi sebagai berikut:
a.
Menelaah topik/pokok masalah yang diajukan
oleh guru atau mengusahakan suatu problem dan topik kepada kelas.
b.
Ikut aktif memikirkan sendiri atau mencatat
data dari buku-buku sumber atau sumber pengetahuan lainnya, agar dapat
mengemukakan jawaban pemecahan problem yang diajukan.
c.
Mengemukakan pendapat baik pemikiran sendiri
maupun yang diperoleh setelah membicarakan bersama-sama teman sebangku atau
sekelompok.
d.
Mendengar tanggapan reaksi atau tanggapan
kelompok lainnya terhadap pendapat yang baru dikemukakan.
e.
Mendengarkan dengan teliti dan mencoba
memahami pendapat yang dikemukakan oleh siswa atau kelompok lain.
f.
Menghormati pendapat teman-teman atau kelompok
lainnya walau berbeda pendapat.
g.
Mencatat sendiri pokok-pokok pendapat penting
yang saling dikemukakan teman baik setuju maupun bertentangan.
h.
Menyusun kesimpulan-kesimpulan diskusi dalam
bahasa yang baik dan tepat.
i.
Ikut menjaga dan memelihara ketertiban
diskusi.
j.
Tidak bertujuan untuk mencari kemenangan dalam
diskusi melainkan berusaha mencari pendapat yang benar yang telah dianalisa.
Kelebihan:
1)
Mendidik siswa untuk belajar mengemukakan
pikiran atau pendapat.
2)
Memberi kesempatan kepada siswa untuk
memperoleh penjelasan-penjelasan dari berbagai sumber data.
3)
Memberi kesempatan kepada siswa untuk
menghayati pembaharuan suatu problem bersama-sama.
4)
Melatih siswa untuk berdiskusi di bawah asuhan
guru.
5)
Merangsang siswa untuk ikut mengemukakan
pendapat sendiri, menyetujui atau menentang pendapat teman-temannya.
6)
Membina suatu perasaan tanggung jawab mengenai
suatu pendapat, kesimpulan, atau keputusan yang akan atau telah diambil.
7)
Mengembangkan rasa solidaritas/toleransi
terhadap pendapat yang bervariasi atau mungkin bertentangan sama sekali.
8)
Membina siswa untuk berpikir matang-matang
sebelum berbicara.
9)
Berdiskusi bukan hanya menuntut pengetahuan,
siap dan kefasihan berbicara saja tetapi juga menuntut kemampuan berbicara secara
sistematis dan logis.
10) Dengan mendengarkan
semua keterangan yang dikemukakan oleh pembicara, pengetahuan dan pandangan siswa
jadi bertambah luas.
Kelemahan:
1)
Tidak semua topik dapat dijadikan metode
diskusi hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan.
2)
Diskusi yang mendalam memerlukan banyak waktu.
3)
Sulit untuk menentukan batas luas atau kedalaman
suatu uraian diskusi.
4)
Biasanya tidak semua siswa berani menyatakan
pendapat sehingga waktu akan terbuang karena menunggu siswa mengemukakan
pendapat.
5)
Pembicaraan dalam diskusi mungkin didominasi
oleh siswa yang berani dan telah biasa berbicara. Siswa pemalu dan pendiam
tidak akan menggunakan kesempatan untuk berbicara.
6)
Memungkinkan timbulnya rasa permusuhan
antarkelompok atau menganggap kelompoknya sendiri lebih pandai dan serba tahu
daripada kelompok lain atau menganggap kelompok lain sebagai saingan, lebih rendah,
remeh atau lebih bodoh.
- Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
Metode investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang
paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran
kooperatif. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam
menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode
ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi
maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills).
Langkah-langkah:
a.
Seleksi topik.
Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah
umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya
diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task
oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok
heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.
b.
Merencanakan kerjasama.
Para siswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar
khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik
yang telah dipilih.
c.
Implementasi
Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan. Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan. Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
d.
Analisis dan sintesis.
Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang
diperoleh dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang
menarik di depan kelas.
e.
Penyajian hasil akhir.
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari
berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling
terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut.
Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
f.
Evaluasi.
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap
kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat
mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.
- Metode Inquiry
Metode ini menekankan pada penemuan dan pemecahan masalah secara
berkelanjutan.
Kelebihan:
Mendorong siswa berpikir secara ilmiah, kreatif, intuitif dan
bekerja atas dasar inisiatif sendiri, menumbuhkan sikap objektif, jujur dan
terbuka.
Kelemahan:
Memerlukan waktu yang cukup lama, tidak semua materi pelajaran
mengandung masalah, memerlukan perencanaan yang teratur dan matang, dan tidak
efektif jika terdapat beberapa siswa yang pasif.
- Metode Debat
Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang
sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa.
Langkah-langkah:
a.
Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket
pro dan kontra.
b.
Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan
setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua
orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan
perdebatan tentang topik yang ditugaskan
c.
Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut
kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru.
d.
Guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang
penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa
efektif siswa terlibat dalam prosedur debat.
- Metode Role Playing.
Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan
pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan
imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh
hidup atau benda mati.
Kelebihan:
1)
Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi
mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.
2)
Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi
secara utuh.
3)
Permainan merupakan penemuan yang mudah dan
dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.
4)
Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa
melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan.
5)
Permainan merupakan pengalaman belajar yang
menyenangkan bagi anak.
- Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan
metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi
berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah
kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
Kelebihan:
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
Kelebihan:
1)
Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
2)
Berpikir dan bertindak kreatif.
3)
Memecahkan masalah yang dihadapi secara
realistis.
4)
Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
5)
Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
6)
Merangsang perkembangan kemajuan berfikir
siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
7)
Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan
dengan kehidupan.
Kelemahan:
1)
Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk
menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan
siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian
atau konsep tersebut.
2)
Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang
dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
- Dua Tinggal Dua Tamu (Two stay Two Stray)
Langkah-langkah:
a. Siswa bekerja sama dalam kelompok
berempat seperti biasa.
b. Setelah selesai, dua orang dari
masing-masing bertamu kedua kelompok yang lain.
c. Dua orang yang tinggal dalam
kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka.
d. Tamu mohon diri dan kembali ke
kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.
e. Kelompok mencocokkan dan membahas
hasil kerja mereka.
Langganan:
Komentar (Atom)